sport

Beratnya Tantangan Atlet Muslim Olimpiade Indonesia Selama Ramadan

Sukma Indah Permana - detiksport
Selasa, 24/07/2012 11:08 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame

ilustrasi (detikcom/Luhur Hertanto)
London - Olimpiade London 2012 dihelat bertepatan dengan bulan Ramadan. Berbagai tantangan pun dihadapi para atlet muslim Indonesia yang akan bertanding di sana.

Salah satunya adalah lamanya waktu puasa, yang mana sangat berbeda dengan Indonesia. Di London, lama puasa bisa mencapai 18 jam, ditambah kegiatan persiapan fisik yang harus dilakukan para atlet.

"Situasi puasanya sangat di luar Indonesia. Di sini, sudah harus puasa sejak pukul 03.15 waktu London dan buka puasa pada pukul 21.30 waktu London. Lalu salat tarawih pada hampir pukul 23.00, pukul 24.00 tidur, dan nanti harus bangun lagi pukul 02.00. Kalau cuaca di sini masih agak dingin," ujar Ketua Kontingen Olimpiade Indonesia, Erick Thohir, kepada detikcom, Selasa (24/7/2012).

Selain itu, Erick mengatakan pihak penyelenggara telah bekerja secara profesional. Mereka telah menyiapkan masjid dan cafetaria yang bisa diakses 24 jam.

Meski begitu, Erick mengaku tak memberi imbauan khusus kepada atlet untuk berpuasa atau tidak. Menurutnya, hal ini adalah masalah pribadi dan para atlet dinilai sudah bisa mengukur kemampuan fisiknya masing-masing.

"Kita tidak bisa melarang puasa atau tidak, itu keputusan pribadi. Saya juga tidak menanyai puasa atau tidak. Untuk yang melakukan puasa ya kami servis. Sudah ada masjid dan cafetaria 24 jam di sini. Selain itu, tidak semua kontingen kita muslim," tambahnya.

Meski begitu, Erick mengatakan kontingen Indonesia sudah menyiapkan tim medis lengkap dengan vitamin dan segala hal yang dapat menjaga stamina para atlet.

"Kami sudah bawa tim medis, tentu saja mereka membawa vitamin dan semua yang diperlukan. Tapi kita tetap hati-hati, jangan sampai ada unsur dopping-nya," tutupnya.

Diberdayakan oleh Blogger.